Kadang dalam diri ini selalu timbul pertanyaan, untuk apa saya hidup, apa tujuan saya hidup, bermanfaatkah saya hidup, dan apakah saya telah menjadi manusia yang baik. Miris tatakala harus memikirkan semuanya itu ketika saya memantaskannya dengan kelakuan dan ternyata sungguh tidak terdapat kepantasan. Saya bingug bila berfikir macam manusia seperti apakah saya ini, apakah saya manusia yang selalu gagal atau sering membuat kecewa? Tidak ada sedikitpun yang saya bisa banggakan dalam diri saya hanya kekurangan berlimpah dalam diri ini sehingga dengan orang terdekat dan tersayang pun saya selalu membuat kecewa. Terdengar seperti kufur nikmat, namun disisi lain saya selalu berfikir Allah mempunyai rencana yang baik bagi saya, sayangnya meskipun berfikir seperti itu saya terlalu santai dan dingin terhadap hidup ketika saya sedih, kecewa, terpuruk kadang selalu muncul rasa marah, kesal, dan sedih kepada Allah, sedikit-dikit pasti merasa bosan hidup dan sayangnya sekali bila dalam keadaan seperti itu saya hidup seperti seenaknya melampaui batas. Saya merasa malu setelah itu, memohon ampun selalu tercurahkan pada Allah keyakinan dalam hati hanya menyimpan pasti Allah sayang pada saya itu motivasi yang membuat saya ingin selalu memperbaiki diri. Tapi entah kenapa, ketika saya buat kecewa kepada orang diri ini seakan-akan bodoh, tak berfikir, dingin, tak peduli sehingga mengecewakan itu terulang kembali. Di dalam hati tak pernah tersirat ataupun niatan untuk mengecewakan tapi ya tetap saja sekali mengecewakan, orang lain akan menganggap saya buat kecewa tidak akan berfikir apakah punya niatan atau tidaknya. Diri ini sebenarnya tidak diam, malu rasanya harus mengecewakan orang terus menerus dan orang lain tidak akan berfikir saya sebenarnya malu atau tidaknya itulah yang sering membuat diri ini terpuruk. Banyak pihak yang selalu menyadarkan saya, namun saya selalu tetap mengulangi, itu kadang membuat saya jadi ingin menyendiri tidak ingin didekati orang lain karena ketakutan mengecewakan lagi tapi rasanya itu bimbang sekali. Ketika disalahkan sebenarnya hanya membuat diri ini rusak, namun disisi lain ketika saya disalahkan terlihat diam, hal yang tak pernah orang lain tahu bahwa saya punya cara sendiri untuk memperbaiki diri saya.
Saya cuek dengan hidup itu penuh dengan alasan, salah satunyaa hidup ini terlalu pedih bila penuh dirasakan. Tapi dengan begininya hidup saya, saya selalu mempunyai motivasi saya selalu gantungkan hidup saya pada Allah dan ituah yang membuat saya masih kuat menjalani hidup, pasrah akan takdir-Nya.
Like
ReplyDelete