Saturday, October 11, 2014
SEBUAH MOTIVASI SAYA
Pendidikan merupakan yang mencakup semua aspek dalam kehidupan, dengan pendidikan hidup seseorang terarah. Saya adalah orang yang sangat biasa, orang yang sangat penuh dengan kekurangan, namun saya memandang bagi saya pendidikan adalah hal yang sangat terpenting dalam kehidupan ini. Mengapa? Pendidikan menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan banyak ilmu, dengan ilmu seseorang mempunyai nilai. Dan memang terbukti, saya selalu mengambil contoh di lingkungan terdekat sebagai bahan untuk memotivasi. Contoh dengan ilmu seseorang mempunyai nilai dapat dibuktikan, ketika ada seorang ustadz dengan hidup yang sangat sederhana tapi kenapa ustadz itu banyak dihargai oleh masyarakat, karena ustadz memiliki ilmu agama yang banyak tahu tentang agama sehingga bisa mempunyai manfaat bagi masyarakat. Dengan contoh seperti itu dapat dibuktikan meskipun seseorag hidup sederhana atau masih banyak kekurangan tapi dengan ilmu apalagi yang bermanfaat itu bisa mengangkat derajat seseorang. Tidak cukup dengan contoh itu, contoh lain pernah ada berita bahwa tukang becak yang bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang tinggi sampai sarjana pula bukankah tukang becak itu menjadi acungan jempol. Saya pun punya contoh dan cerita dari pengalaman saya sendiri, saya punya cerita tentang teman di universitas saya, sebut saja dengan inisial "I" teman saya itu adalah perempuan dia orang Nagreg, bila dipandang mungkin Nagreg bisa dibilang belum kota sehingga mungkin kadang dipandang biasa atau pula diremehkan, tetapi jangan salah dia itu hebat loh kalau ada tes atau tugas dari dosen dia yang selalu pertama dapat nilai, nilai B lagi untuk sebuah awal itu suatu yang hebat. Ketika kebetulan saya sedang bersama dia dan teman-teman lain, dia sempat cerita bahwa keadaan dia seperti apa sebenarnya dibilang masih jauhlah dibilang baik,tapi apa yang dia katakan "MESKIPUN RUMAHKU JELEK, AKU DAN ORANG TUAKU TIDAK MEMIKIRKAN UNTUK MEMBETULKAN RUMAH, TAPI AKU DAN ORANG TUAKU LEBIH MEMENTINGKAN BAGAIMANA CARANYA AKU BISA SEKOLAH TINGGI, DENGAN SEKOLAH TINGGI MUDAH-MUDAHAN JUGA MENJADI FAKTOR PENDUKUNG UNTUKKU SUKSES. SETELAH SUKSES APA YANG DIINGINKAN PASTI BISA TERCAPAI SEMUANYA" bukankah itu sebuah perkataan yang hebat untuk ukuran anak zaman sekarang, sedangkan di luar sana banyak anak yang menganggap pendidikan itu tidak penting. Sebenarnya untuk remaja sekarang itu alasan tidak mengambil pendidikan karena masalah ekonomi alasan itu sudah tidak berlaku lagi rasanya, karena bagaimanapun sekarang pemerintah itu sudah berusaha mengutamakan pendidikan, ya contohnya sudah banyak beasiswa yang dapat diambil sehingga bisa gratis pendidikannya. Namun ya entahlah apa yang ada di pikiran remaja kenapa masih saja pendidikan dispelekan, padahal remaja adalah harapan bangsa dan akan menjadi penerus bangsa. Tapi di sini saya sebagai remaja juga yang sangat terobsesi sekali dengan pendidikan hanya bisa berharap semoga saja khususnya remaja sadar akan pentingnya sebuah pendidikan, karena mungkin saja bila suatu bangsa di dalamnya terdapat anak bangsa yang sangat pintar negara ini bisa maju.
Friday, October 10, 2014
Kematian
Selalu bertanya, selalu memikirkan pasti semua orang sedang dalam antrian pencabutan nyawa. Bertanya, antrian keberapakah saya? Bila pertanyaan itu direnungi terlalu dalam akan timbul rasa takut yang sangat mendalam, rasa takut yang menghampiri karena saking banyak dosa dalam diri sehingga berfikiran akan mendapat azab yang pedih dalam tempat tinggal terakhir nanti. Disaat sadar sehat pikiran mengingat mati membuat saya takut dan kadang menyadarkan diri untuk bertobat, tetapi kadang disaat seseorang sedang terpuruk dalam kehidupan itu lebih memudahkan seseorang tuk ingin cepat mati tanpa berfikir bahwa proses kematian itu bagaimana, tanpa berfikir dosa yang dimiliki, yang difikirkan orang seseorang yang sedang terpuruk itu adalah mati adalah hal yang terbaik, berfikir bahwa akan tenang dengan kematian. Mungkin karena iman yang masih rapuh yang bisa menyebabkan hal itu terjadi, manusiawi orang yang imannya rapuh bisa menyebabkan fikiran itu tersirat, termasuk diri ini sendiri. Ketika diri ini terpuruk pasti saja selalu berfikiran sudah tidak betah lagi hidup, tapi saya hanya berfikir kembali untuk apa ingin cepat-cepat mati toh pada dasarnya sudah dalam antriannya namun entah itu kapan. Pada diri ini kadang merasa miris dengan orang yang mengakhiri hidupnya karena kepedihan hidup ataupun hanya hal spele, orang itu menurut saya orang yang bodoh dan sombong tanpa ia pikir dosanya yang justru akan mendapat kepedihan di alam yang lain dan bodoh karena secepat itu mengakhiri dan menentukan kematiannya sendiri padahal sudah jelas sudah mendapatkan antriannya, coba bila menunggu antrian kan bisa jadi juga hidup yang lama dengan penuh manfaat pastinya. Tapi semua itu kembali lagi, sebagai manusia memang wajib dan memahami bagaimana takdir Allah itu.
Perenungan terhadap diri
Kadang dalam diri ini selalu timbul pertanyaan, untuk apa saya hidup, apa tujuan saya hidup, bermanfaatkah saya hidup, dan apakah saya telah menjadi manusia yang baik. Miris tatakala harus memikirkan semuanya itu ketika saya memantaskannya dengan kelakuan dan ternyata sungguh tidak terdapat kepantasan. Saya bingug bila berfikir macam manusia seperti apakah saya ini, apakah saya manusia yang selalu gagal atau sering membuat kecewa? Tidak ada sedikitpun yang saya bisa banggakan dalam diri saya hanya kekurangan berlimpah dalam diri ini sehingga dengan orang terdekat dan tersayang pun saya selalu membuat kecewa. Terdengar seperti kufur nikmat, namun disisi lain saya selalu berfikir Allah mempunyai rencana yang baik bagi saya, sayangnya meskipun berfikir seperti itu saya terlalu santai dan dingin terhadap hidup ketika saya sedih, kecewa, terpuruk kadang selalu muncul rasa marah, kesal, dan sedih kepada Allah, sedikit-dikit pasti merasa bosan hidup dan sayangnya sekali bila dalam keadaan seperti itu saya hidup seperti seenaknya melampaui batas. Saya merasa malu setelah itu, memohon ampun selalu tercurahkan pada Allah keyakinan dalam hati hanya menyimpan pasti Allah sayang pada saya itu motivasi yang membuat saya ingin selalu memperbaiki diri. Tapi entah kenapa, ketika saya buat kecewa kepada orang diri ini seakan-akan bodoh, tak berfikir, dingin, tak peduli sehingga mengecewakan itu terulang kembali. Di dalam hati tak pernah tersirat ataupun niatan untuk mengecewakan tapi ya tetap saja sekali mengecewakan, orang lain akan menganggap saya buat kecewa tidak akan berfikir apakah punya niatan atau tidaknya. Diri ini sebenarnya tidak diam, malu rasanya harus mengecewakan orang terus menerus dan orang lain tidak akan berfikir saya sebenarnya malu atau tidaknya itulah yang sering membuat diri ini terpuruk. Banyak pihak yang selalu menyadarkan saya, namun saya selalu tetap mengulangi, itu kadang membuat saya jadi ingin menyendiri tidak ingin didekati orang lain karena ketakutan mengecewakan lagi tapi rasanya itu bimbang sekali. Ketika disalahkan sebenarnya hanya membuat diri ini rusak, namun disisi lain ketika saya disalahkan terlihat diam, hal yang tak pernah orang lain tahu bahwa saya punya cara sendiri untuk memperbaiki diri saya.
Saya cuek dengan hidup itu penuh dengan alasan, salah satunyaa hidup ini terlalu pedih bila penuh dirasakan. Tapi dengan begininya hidup saya, saya selalu mempunyai motivasi saya selalu gantungkan hidup saya pada Allah dan ituah yang membuat saya masih kuat menjalani hidup, pasrah akan takdir-Nya.
Saya cuek dengan hidup itu penuh dengan alasan, salah satunyaa hidup ini terlalu pedih bila penuh dirasakan. Tapi dengan begininya hidup saya, saya selalu mempunyai motivasi saya selalu gantungkan hidup saya pada Allah dan ituah yang membuat saya masih kuat menjalani hidup, pasrah akan takdir-Nya.
Subscribe to:
Posts (Atom)