Kadang hidup ini selalu dihadapkan dengan keadaan yang membuat diri terpuruk, dilema, sedih, mengeluh, putus asa, pesimis dan perasaan kacau lainnya. Dalam keadaan seperti itu, selalu didera kebingungan entah apa yang harus dilakukan. Hal ini ketika hidup ini tak punya apapun yang bisa diandalkan, terlanjur diri ini digantungkan pada hidup orang lain. Bukan! Bukan keinginan sendiri hidup seperti ini. Ketika ada orang yang sangat berjasa pada hidup ini, namun di sisi lain karena orang itu diri ini menjadi sedih, mengeluh, dan pesimis. Di situ lah timbul kebingungan yang sangat besar, bagaimana sepantasnya diri ini lakukan? Apakah diri ini harus selalu sabar, tapi sampai kapan? Sudah terlalu sakit rasanya, namun yang selalu membuat diri ini bertahan adalah karena kebutuhan.
Mengingat diri ini yang serba kekurangan dan tidak mempunyai apa-apa untuk dipandang dan dibanggakan, seakan-akan hidup ini seperti terhina. Orang tinggi dengan gampangnya menganggap rendah, spele, dikucilkan pada diri ini, sehingga ketika diri ini ingin mencoba melakukan sesuatu sebagai tanda terima kasih dari diri ini malah tak pernah dianggap sekali pun usahanya karena itu diri ini bukan siap-siapa, hanya orang yang serba kurang. Teringat, ketika diri ini curhat kepada Allah setelah sujud "Apa Ya Allah yang harus diri ini lakukan, harus sampai kapan menahan kesabaran dalam keadaan ini, apakah harus ikhlas menjadi orang yang terus-menerus terhina dan tak pernah dianggap ketika berbuat sesuatu, rasanya itu membuat diri ini pesimis." Terus-menerus diri ini mengeluh pada Allah rasanya malu sekali mengingat begitu banyak sekali yang telah diberikan Dia kepada diri ini, namun yang membuatnya mengeluh adalah keadaan ini.
Hanya percaya ini adalah sebuah takdir yang harus tetap dijalani karena memang sudah suratan dari Allah. Ingin rasanya keadaan ini cepat berlalu, lalu menjadi diri yang sukses agar terobati semua keluhan ini. Pasti yang akan selalu diingat ketika diri ini menjadi orang yang sukses jangan sampai merendahkan pada orang yang kekurangan mengingat betapa sakitnya direndahkan dan tidak pernah dianggap itu. Suatu keharusan mempunyai hal yang bisa dibanggakan oleh orang lain itu, hindari jauhkan menjadi orang yang pecundang itu.
No comments:
Post a Comment